The Mayer Files : All About Him

 The Mayer Files

"Music is the last true voice of the human spirit."
- John Mayer -

        Selamat datang di The Mayer Files, blog yang didedikasikan untuk menggali musik, lirik, dan perjalanan artistik John Mayer. Dari album hingga mahakarya terbarunya, setiap lagu memiliki cerita, setiap lirik punya makna.

        Di sini, kita akan membahas beberapa diskografi John Mayer, mengupas makna liriknya, serta mengeksplorasi bagaimana musiknya terus berkembang. Jika kamu adalah seorang Mayerhead atau baru mulai mengenal musiknya, blog ini adalah tempat yang tepat untuk memahami lebih dalam karya-karyanya.

Jadi, mari kita telusuri lembaran dalam The Mayer Files.



Continuum (2006)

"But I know the heart of life is good"
- John Mayer (
Heart of Life) 



        Dirilis pada 12 September 2006, Continuum adalah album yang menandai evolusi musik John Mayer dari pop akustik ke arah blues dan soul yang lebih mendalam. Dengan lagu-lagu ikonik seperti "Gravity," "Slow Dancing in a Burning Room," dan "The Heart of Life," album ini menggambarkan eksplorasi emosi, kehilangan, dan perjalanan hidup yang penuh makna.

Kita akan membedah beberapa lagu dalam Continuum—mulai dari makna lirik, inspirasi di baliknya, hingga bagaimana Mayer menghidupkan setiap nada dengan permainan gitarnya yang khas, yaitu "Gravity", "Slow Dancing in a Burning Room", dan "The Heart of Life".

    

 Gravity         

       Dalam fisika, gravitasi adalah gaya yangbekerja pada kita semua, menarik kita dan menjaga kita tetap berada di bumi.

        John menggunakan istilah ini dengan cara yang sama, namun tidak terlalu harfiah. Di sini, “Gravity” dapat diartikan sebagai suatu kekuatan supernatural dan tidak dapat dijelaskan yang menarik John menuju masa-masa kegelapan. 

        Ada lirik dalam lagu ini yang mengisyaratkan bahwa gravitasi bisa jadi merupakan metafora dari godaan, keserakahan yang berlebihan, atau egoisme. Apapun itu, yang jelas John sedang melawan “Gravity”, dan melakukan semua yang dia bisa untuk tidak menyerah pada sifat-sifat tergelap dalam hidup.


Slow Dancing in a Burning Room

        Seperti gossip yang beredar di media, John pernah memiliki hubungan dengan Katy Perry. Banyak juga yang berasumsi bahwa lagu ini menggambarkan hubungan antara John dan Katty. 

    Jadi, baik John maupun gadis ini tahu bahwa hubungan mereka sedang tergelincir dari genggaman mereka. Tidak lama lagi, hubungan itu akan hilang. Seperti tindakan dansa lambat di ruangan yang terbakar, John dan kekasihnya tidak memperhatikan hal yang sudah jelas (bahwa hubungan mereka sedang sekarat), tetapi berpura-pura semuanya baik-baik saja. Fakta bahwa ruangan itu terbakar melambangkan bahwa hubungan mereka akan hancur.


The Heart of Life

        Penggalan lirik, "Pain throws your heart to the ground. Love turns the whole thing around..."  diartikan sebagai pengulangan dari “hidup memiliki pasang surut”. Meskipun peristiwa yang menyakitkan mungkin melukai Anda secara emosional, cinta kasih orang lain dan kebaikan di dunia akan mengangkat Anda kembali. 

        Hal ini berkaitan dengan dua baris berikutnya dari reff, yang pada intinya menyatakan bahwa meskipun hidup ini tidak sempurna dan memiliki rintangan, namun pada akhirnya akan terselesaikan dengan sendirinya, karena pada dasarnya hidup ini baik.

        Disimpulkan di lirik terakhir pada reff lagu ini, John mengatakan, "No, it won't all go the way it should. But I know the heart of life is good." Hidup tidak akan pernah berjalan seperti yang selalu diharapkan, tetapi semuanya akan berhasil pada akhirnya. Hidup memiliki cara yang bagus untuk terus menjungkirbalikkan kita, tetapi semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya. 


         Okay, itu adalah beberapa lagu dari Continuum yang bisa kita simpulkan bahwa pada album ini John ingin menyiratkan beberapa pesan tentang yang digambarkan tentang perjalanan kehidupan seorang manusia lewat lagu-lagunya yang genre-nya cukup berbeda dari album-album sebelumnya.


Next dari The Mayer Files akan membahas album setelah Continuum, yaitu Battle Studies yang tentunya akan membawa kamu lebih dalam ke lagu-lagu yang galau-nya kena banget.



Battle Studies (2009)

"It's heartbreak, heartbreak"
 - John Mayer (Heartbreak Warfare) - 


        Dirilis pada 17 November 2009, Battle Studies adalah album yang penuh luka, refleksi, dan pelajaran dari cinta yang kandas. Berbeda dari Continuum yang penuh kedalaman blues dan soul, album ini lebih personal, menghadirkan sisi rapuh John Mayer yang belum pernah kita dengar sebelumnya.

        Dari "Edge of Desire" yang menceritakan kisah-kisah percintaan John yang selalu berakhir begitu saja, "Heartbreak Warfare" yang menggambarkan cinta sebagai medan perang,, hingga "Who Says" yang menyampaikan tekanan pada ekspetasi kehisupan dunia kepada Mayer.

        Kita akan mengupas makna di baliK lagu-lagu tersebur, merenungkan kisah di dalamnya, dan menyelami perasaan yang dituangkan John dalam Battle Studies.

        Karena pada akhirnya, seperti yang Mayer katakan, "There's no middle ground between lovers and friends." 


Edge of Desire

        “Energi” Mayer terdokumentasi dengan baik yang mana ia pernah menjalin hubungan dengan Jennifer Love Hewitt, Jessica Simpson, Minka Kelly, Jennifer Aniston, Taylor Swift, dan Katy Perry. Tidak mengherankan jika tidak ada satu pun dari hubungan tersebut yang berakhir dengan baik atau berhasil.

        Mayer mendapati dirinya menabrak tembok yang tidak terlihat, terus-menerus mencari sesuatu yang tidak dapat disentuhnya. Entah secara emosional atau fisik, tembok ini membuatnya bergerak tanpa batas dalam bentuk angka delapan yang sempurna, yang juga merupakan simbol dari ketidakterbatasan. Dia tidak bisa melewati tepiannya. 

        Lagu ini tampaknya merupakan ketakutan Mayer yang sesungguhnya - dilupakan. Dia ingin mempertahankannya dalam hidupnya, meskipun sepertinya itu tidak ditakdirkan.


Heartbreak Warfare
      
        Pada bagian reff menggambarkan hampir sama persis dengan adegan pembukaan serangan dalam Apocalypse: Now, yaitu "Clouds of sulfur in the air. Bombs are falling everywhere..." Seperti perang Vietnam, tidak ada pihak yang menang ketika yang dipertaruhkan adalah sesuatu yang Anda berdua pedulikan. Pada akhirnya, hal itu akan tercemar, merusak semuanya. 

        Pada lagu ini John menggambarkan patah hati layaknya situasi perang yang mana sangat chaos, hancur sehancur-hancurnya. 



Who Says

        Lagu ini lahir dari perasaan terjebak yang kita semua rasakan, terikat oleh penilaian dunia dan ekspektasi yang dibebankan kepada kita. Pada bait pembuka, John hanya mengatakan, “Siapa bilang kamu tidak boleh bersantai dan bertumbuh saja?” 

        John mungkin telah melakukan beberapa hal buruk di masa lalu dan ingin menghapus semua itu dan memulai lagi.

        Ada fun fact pada penggalan lirik, "Who says I can't get stoned. Plan a trip to Japan alone." John mengklarifikasi pada Live Perform John Mayer di Korea bahwa sebenarnya lirik ini bohong karena yang sebenarnya terjadi, John tidak benar-benar pergi Jepang. Walaupun begitu, tetap saja penyematan kata Japan menambah keindahan liriknya. 


Akhirnya, kita sampai pada penghujung The Mayer Files. Selanjutnya kita akan membedah album yang salah satu lagunya sempat membuat netizen Indonesia galau sepanjang masa Covid-19, yaitu The Search For Everything. 


The Search for Everything (2017)
 "I'll be damned if I ever leave"
- John Mayer (Never on The Day You Leave) - 



        Dirilis pada 14 April 2017, The Search for Everything adalah perjalanan introspektif John Mayer dalam mencari cinta, makna hidup, dan akhirnya—penerimaan. Album ini terlahir dari masa sulit setelah perpisahannya dengan Katy Perry, menjadikannya salah satu album paling emosional dan penuh refleksi dalam karier Mayer.

        Secara musikal, The Search for Everything adalah eksplorasi yang matang—menggabungkan elemen blues, pop, soul, hingga folk. Dari "Still Feel Like Your Man", yang menggambarkan sulitnya move on, "Emoji of a Wave", yang mempertanyakan seberapa besar keluarga membentuk diri kita, hingga "Never on the Day You Leave", yang merangkum kepedihan kehilangan seseorang yang kita cintai. Tentunya "You're Gonna Live Forever In Me" yang menceritakan seoranf lelaki yang ditinggal nikah oleh kekasihnya. 

        Album ini bukan sekadar kisah patah hati, tapi juga tentang perjalanan menerima masa lalu dan melangkah ke masa depan dengan hati yang lebih lapang. Karena, seperti yang Mayer katakan:

"If you wanna know the secret, you have to dive in headfirst."


Still Feel Like Your Man

        John Mayer telah memiliki daftar panjang wanita yang ingin berkencan dengannya; dan dengan kemampuan musiknya yang mengesankan, suara nyanyiannya yang luar biasa, dan ketampanannya yang benar-benar bagus, hal ini sangat masuk akal. 

        Dalam situasi ini, yang mungkin merupakan hal yang umum bagi pria sekaliber Mayer, wanita yang paling menarik pada pertemuan tersebut telah menyatakan dengan jelas bahwa dia ingin menghabiskan malam bersamanya.

        Namun, di reff John meyakinkan pada dasarnya John masih merasa seperti laki-lakimu, subjek "kamu" disini sebagai mantan kekasih John. John mengulang perkataannya melalui lirik, "But I just don't think I can't..." walaupun John mau mengenal wanita itu, tapi John merasa tidak bisa. 

        Hingga pada lirik yang menurut saya terkesan alay, yaitu "I still keep your shampoo in my shower
In case you wanna wash your hair." Separah itu John galau terhadap mantannya.


Emoji of a Wave

        Pada lagu ini, John menceritakan bahwa terkadang seorang mantan dapat secara tidak sengaja menyakiti Anda. Entah itu karena kenangan yang menghantui atau hanya karena melihat mereka melanjutkan hidup. Rasa sakit yang mereka timbulkan tidak selalu disengaja.

        Kadang-kadang orang bisa jatuh cinta begitu dalam sehingga hanya orang itu yang mereka pikirkan. Sayangnya, sebagian besar hubungan berakhir dan ketika hubungan itu mulai runtuh dengan seseorang yang selalu Anda pikirkan, Anda bersedia melakukan apa saja untuk menyelamatkannya. 

        Masalahnya adalah ada saatnya di mana hubungan itu tidak dapat diselamatkan dan kemudian muncul pertanyaan “What do we do?”. 

        Pada lirik, "The dissonance is killing me..." Disonansi disini diartikan sebagai keadaan memiliki pikiran yang tidak konsisten, terutama yang berkaitan dengan keputusan perilaku dan perubahan sikap.

        Meskipun dia ingin merasa puas hanya dengan bersamanya, John jelas tidak dapat menahan pikirannya (kepalanya) di tempat lain, pada sesuatu selain cintanya (hatinya).

        Jadi, ini adalah metafora dalam arti tersebut, tetapi juga dapat bermakna ganda jika diartikan secara harfiah; bahwa cara yang dia pikirkan “seharusnya” adalah mereka bersama, berbaring di tempat tidur dengan dia menyandarkan kepalanya di dadanya (di hatinya). 




Never on the Day You Leave
        Yaps!, kita sampai di lagu yang mana menurut saya ini adalah lagu tergalau dari antara lagu di album The Search for Everything. 

        Jelas saja, lagu ini John ciptakan untuk mantan kekasihnya, yaitu Katy Perry. Hingga pada kesempatan di salah satu interview, John mengatakan bahwa ia tidak sanggup membawakan lagu ini secara live. Karena kepedihan yang mendalam dari perpisahan tersebut. 

        Memang sacara penulisan lirik dan musik yang John ciptakan pada lagu ini benar-benar mendalam sekali. 

        Pada lirik, "She'll fight for you like hell, then force herself to like some other man."
John mengatakan, "Setiap kali kali aku menyanyikan bait itu, aku akan menangis. Aku butuh beberapa hari untuk bisa menyanyikan bait itu saat rekaman dan berhasil melalui itu tanpa menangis."



You're Gonna Live Forever in Me

        Okay, kita sampai di akhir The Mayer Files yang tentunya akan ditutup dengan pembahasan lagu yang pernah viral se-Indonesia, yaitu "You're Gonna Live Forever in Me".

        Lagu ini sebenarnya multi tafsir bagi beberapa pendengar, dari lirik hingga arti lagu ini, ada yang bilang lagu ini untuk pasangannya yg diartikan bahwa pasangannya akan tetap tinggal di dalam dirinya selamanya. 

        Fakta sebenarnya tentang lagu ini ialah, lagu tentang seorang lelaki yang ditinggal menikah oleh kekasihnya. 

        Pada setiap baitnya menjelaskan seluruh mahluk di dunia ini mulai dari dinosaurus hingga buah-buahan yang ada di pohon akan hilang, namun dia akan tetap di dalam diriku selamanya. Walaupun dirinya sudah tiada/tidak lagi bersama. Layaknya bulan yang memegang kendali atas laut (pasang-surut). 

        Namun lirik yang paling kena menurut saya adalah di bagian terakhir lagu, yaitu 

"And when the pastor asks the pews for reasons he can't marry you. I'll keep my word and my seat. But you're gonna live forever in me. I guarantee, just wait and see."

        Walaupun kekasihnya sudah terikat janji dengan seseorang (pernikahan), John akan tetap pada kata-katanya, "you're gonna live forever in me" bahwa wanita itu akan tetap hidup di dalam John selamanya. 

        Sangat banyak lagu-lagu ciptaan John yang mengarah kepada patah hati atau putusnya hubungan percintaan. Dengan hal itu, John melampiaskan emosinya melalui lagu-lagu yang sangat indah bagi para pendengar dan penggemarnya.


        Okay, this is The Mayer Files. 
        
        Thanks for the flight with The Mayer Files.
        
        Until next time, let the music guide you 🎸

















      

Comments

Popular posts from this blog

Nongkrong Santai di Coffee Shop Live Music Tangerang, Ini Rekomendasinya!